Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan hasil penyelidikan awal pergerakan tanah di sekitar Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat.
“Pergerakan tanah berupa aliran puing (banjir bandang) di kedua kabupaten tersebut. Merupakan aliran material encer berupa campuran material endapan bongkahan batu, pasir, abu vulkanik, dan pepohonan. Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan dalam keterangan dari kantornya, Sabtu.
Gunawan menjelaskan, banjir bandang dipicu oleh curah hujan berkepanjangan dengan intensitas tinggi yang melanda hulu sungai di puncak Gunung Marapi.
Secara umum morfologi lokasi bencana dan sekitarnya bercirikan dataran hingga perbukitan bergelombang sedang hingga tinggi. Sedangkan wilayah yang terdampak banjir bandang merupakan dataran aluvial kipas yang berada di lereng bawah perbukitan. Ketinggian lokasi bencana bervariasi antara 460 hingga 1.290 meter di atas permukaan laut (MDPL), kata Gunawan.
Secara geologi, wilayah yang terkena banjir bandang merupakan dataran aluvial yang terdiri dari batuan yang terkikis dan runtuh. Komponen utama material aliran sisa tersebut berupa batuan bersudut bulat, kayu, dan balok lava dengan komposisi andesitik berukuran 50 hingga 100 sentimeter, ujarnya.
Berdasarkan peta geologi Gunung Marapi, Gunawan menyatakan, lava, aliran piroklastik, dan produk tephra berupa air terjun piroklastik dan lava merupakan penyusun batuan vulkanik tersebut.
Berdasarkan penelusuran PVMBG, ia menemukan wilayah terdampak banjir lahar dingin telah dimanfaatkan untuk permukiman, pertanian, dan fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dan fasilitas lainnya.
“Lahan di atas merupakan hutan dan sebagian besar sudah dialihfungsikan menjadi ladang dan kebun. Sedangkan di lereng tengah sudah diolah menjadi sawah dan kebun atau ladang warga,” ungkapnya.
Berdasarkan peta prakiraan pergerakan tanah di Sumbar bulan April, wilayah bencana di kedua kabupaten tersebut memiliki potensi sedang hingga tinggi.
“Ada potensi aliran puing dan pergerakan tanah atau tanah longsor, terutama di wilayah yang berbatasan dengan lembah sungai, lereng curam, tebing jalan, atau lereng,” ujarnya.
Pihaknya mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir bandang susulan di sekitar aliran sungai yang berasal dari Gunung Marapi.
“Pada musim hujan atau intensitas curah hujan tinggi, wilayah sekitar sungai yang berhulu di Gunung Marapi ini masih berpotensi terjadi banjir bandang susulan,” tegasnya.