Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Arifin Tasrif memaparkan strategi transisi Indonesia menuju energi bersih pada Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Transisi Energi (ETC) ke-9 yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (22 Mei).
Dalam keterangan kementeriannya yang diterima di Jakarta, Kamis, Tasrif menyatakan Indonesia telah memperkuat komitmen penurunan emisi karbon dengan menerbitkan dokumen Enhanced Nationally Ditented Contribution (E-NDC) dan menyusun peta jalan menuju target net-zero emisi (NZE). di sektor energi.
“Kami telah meningkatkan target penurunan emisi, dari 29 persen menjadi 32 persen pada tahun 2030, melalui penerbitan dokumen E-NDC. Di bidang energi, kami akan mengurangi emisi karbon sebesar 358 juta ton, lebih tinggi dari target awal sebesar 314 juta ton. juta ton,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa Indonesia telah merumuskan peta jalan yang diharapkan dapat membantu mencapai target NZE di sektor energi pada tahun 2060 atau lebih cepat melalui transisi energi bersih.
Ia mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengambil langkah-langkah untuk mematuhi E-NDC, termasuk mengembangkan infrastruktur yang saling terhubung melalui jaringan pipa listrik dan gas untuk mendukung integrasi energi regional dan pembangunan ekonomi.
Menteri menyatakan bahwa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan super grid, atau jaringan transmisi listrik dengan wilayah luas, dalam upaya untuk mendukung transisi energi dan menjembatani kesenjangan antara produsen dan konsumen.
Tasrif mengatakan pemerintah berencana membangun dan menghubungkan pipa gas di Sumatera dan Jawa untuk memanfaatkan sepenuhnya sumber daya gas nasional.
Beliau juga menekankan perlunya mempercepat dan memfasilitasi pengembangan teknologi di tingkat industri sekaligus memberikan dukungan yang lebih besar bagi industri hilir pengolahan mineral untuk menciptakan ekosistem dan rantai pasokan yang mendukung transisi energi dan penciptaan lapangan kerja.
Keanggotaan ETC terdiri dari organisasi multilateral dan regional di bidang pembangunan berkelanjutan dan sektor keuangan yang dibentuk berdasarkan Konferensi Para Pihak Perubahan Iklim PBB (COP26) ke-26.
Dewan internasional ini, yang diluncurkan pada 21 November 2020, dipimpin bersama oleh Presiden COP26 Alok Sharma dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Energi Berkelanjutan & CEO Energi Berkelanjutan untuk Semua (SEforAll) Damilola Ogunbiyi.