Ladangbaja Meluncurkan Strategi Masa Depan Pasca Pengambilalihan Energi Tersimpan NEV

Seorang pria berjalan di depan layar elektronik yang menampilkan informasi pasar secara real-time di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta pada 24 November 2023. (Antara Foto)

Jakarta. Saham perusahaan baja Ladangbaja Murni (LABA) melonjak 260 persen selama sebulan terakhir menyusul pengumuman akuisisi oleh perusahaan China, NEV Stored Energy (NSE), dan Longping Investasi Indonesia pada 2 Mei.

Menyikapi kenaikan harga saham tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham LABA pada 14 Mei sambil menunggu pengumuman lebih lanjut. Sebelum suspensi, saham LABA sempat naik 31,39 persen menjadi Rp 180.

Ladangbaja Murni mengadakan pertemuan publik online pada tanggal 15 Mei untuk membahas kinerjanya, lonjakan harga saham baru-baru ini, dan rencana masa depan dengan perusahaan baterai litium NSE, pemegang saham pengendali utama yang baru.

Dalam keterangan terbarunya, Ladangbaja membeberkan pemegang saham utama saat ini: Adyatama Global Investama dengan 480 juta saham (47,46 persen) dan Alfa Omega Investindo dengan 320 juta saham (31,64 persen).

“Setelah akuisisi, struktur kepemilikan baru akan terdiri dari NEV Stored Energy (NSE) dengan 560 juta saham (55,37 persen) dan Longping Investasi Indonesia dengan 240 juta saham (23,73 persen),” kata manajemen LABA, Kamis.

Belum diungkapkan total nilai perolehan saham Ladangbaja.

Ladangbaja Murni saat ini bergerak dalam bidang distribusi produk baja dan cetakan. NSE, pemegang saham utama yang baru, bertujuan untuk memainkan peran penting dalam energi berkelanjutan, khususnya berfokus pada teknologi baterai litium.

Setelah akuisisi tersebut, NSE berencana menyelaraskan bisnis Ladangbaja dengan rencana ekspansinya, termasuk mendukung industri kendaraan listrik Indonesia dan berkolaborasi dengan produsen baterai litium terkemuka di Tiongkok.

Kolaborasi tersebut diperkirakan memakan investasi US$ 3 juta, dengan kapasitas produksi awal sebesar 1 GWh. NSE juga bermaksud melibatkan LABA dalam pengelolaan aplikasi baterai litium dan jaringan pertukaran baterai. Produk baru ini diharapkan dapat memenuhi permintaan di Indonesia dan negara tetangga.

“Rencana ini harus mendapatkan persetujuan yang diperlukan dan mematuhi hukum,” jelas manajemen Ladangbaja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *